Laman

Selasa, 07 Juli 2015

Bali:Tari Pendet yang Patut Dilestarikan



Tari Sakral yang Patut Dilestarikan

Bali adalah pulau yang terkenal dengan keanekaragaman budaya seperti tariannya yang indah, adat istiadat yang kental, serta keramahan masyarakatnya. Disamping itu, eksotisme alam dan tempat wisata yang sudah terkenal hingga mancanegara membuat Bali menjadi salah satu tujuan wisata yang patut dikunjungi oleh penduduk dunia. Salah satu kebudayaan yang dimiliki dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan ialah seni tari.     
Bali memiliki berbagai jenis tarian, salah satunya ialah Tari Pendet. Tari Pendet merupakan tarian yang sudah tidak asing bagi para wisatawan. Tarian yang diciptakan oleh seorang maestro bernama I Wayan Rindi pada tahun 1967 ini, pada awalnya merupakan salah satu tarian yang bersifat sakral dan hanya dipentaskan pada acara keagamaan di Pura. Namun, setelah mengalami perkembangan akhirnya Tari Pendet menjadi salah satu tarian penyambutan yang menjadi agenda wajib untuk ditonton.
Tari Pendet pada awalnya lahir sebagai ritual sakral di Pura yang disebut mamendet atau mendet. Hampir setiap pura besar seperti Pura Besakih yang terletak di kaki Gunung Agung menampilkan ritual ini. Tari Pendet menceritakan tentang turunnya dewi-dewi kahyangan ke bumi. Tarian ini dibawakan oleh beberapa remaja putri dan pada dasarnya para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari senior. Sedangkan untuk tata rias, para penari berdandan layaknya penari upacara keagamaan lainnya yaitu mengenakan pakaian upacara, dan masing-masing penari membawa perlengkapan sesaji seperti sangku, kendi, dan cawan. 
http://kafindadwifanny.blogdetik.com/files/2015/02/74222eef141a3a03dea1f7c3f1ae9ade_balinese_dance03_b.jpgTari Pendet disepakati lahir pada tahun 1950, setelah itu pada tahun 1961 I Wayan Beratha mengubah kembali tarian tersebut dan menambahkan jumlah penarinya menjadi lima orang. Berselang setahun kemudian, beliau menciptakan tarian Pendet massal untuk dipertunjukan dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta. Pada tahun 1967, I Wayan Rindi yang dikenal luas sebagai koreografer dengan kemampuan menggubah tarian kemudian ‘menyempurnakan’ bentuk Tari Pendet hingga sekarang ini. Beliau dan kawan-kawan juga tekun mengajarkan berbagai jenis tari Bali kepada generasi penerusnya dengan tujuan melestarikan budaya yang telah diwariskan.
Selain menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan, Tari Pendet juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara. Mereka menganggap tarian yang hanya terdapat di Bali ini menjadi pertunjukan unik yang tidak dijumpai di negara mereka. Sebagai generasi muda sudah sepatutnya kita melestarikan dan menjaga kebudayaan yang menjadi warisan nenek moyang, bukannya merasa malu dan meninggalkan kebudayaan yang kita miliki. Selain melestarikan, kita juga harus  memperkenalkan potensi-potensi yang dimiliki Bali agar dapat dilihat oleh kancah dunia. Tentu hal ini dapat memberikan dampak positif seperti memajukan dunia pariwisata serta mendukung para seniman daerah.


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar